Mungkin masih terkenang di ingatan
kita ungkapan “agama adalah warisan” yang sempat populer tiga tahun silam. Ya,
saya tahu bahwa sang pencetus ungkapan yang kemudian viral itu lantas diketahui
melakukan plagiarisme atas salah satu tulisannya.[1]
Terlepas dari problematika itu tidak bisa dipungkiri bahwa pada saat ungkapan
itu diceletukkan dan disebarluaskan, banyak dari masyarakat kita yang entah
sadar atau tidak sadar merenungi makna ungkapan tersebut menurut apa yang
diyakini hati dan pikiran masing-masing.
Agama sebagai warisan (inherited
belief/inherited religion) sebenarnya bukan topik yang baru-baru saja
muncul lalu menjadi bahan diskusi dan perenungan banyak orang. Sejumlah studi...